Di tengah derap cepat teknologi, ada pertanyaan yang mulai kerap muncul di ruang-ruang diskusi profesi kita. Bagaimana peran auditor internal dalam menghadapi AI? Apalagi sekarang, yang dibicarakan bukan lagi AI biasa, tapi AI generative, yang bisa menulis laporan, menyusun rencana audit, bahkan menganalisis risiko dalam hitungan detik.

Dalam edisi Juni 2025 majalah Internal Auditor, istilah baru yang cukup mencuri perhatian muncul, yaitu Agentic AI. Ini adalah jenis AI yang tak hanya menjalankan perintah, tapi juga bisa mengambil keputusan dan bertindak sendiri. Seperti punya “agen” virtual yang bisa melakukan tugas manusia, tapi tanpa tidur atau ngopi.
Terdengar hebat, tapi juga agak ngeri.
Antara Harapan dan Kecemasan
Banyak organisasi mulai bereksperimen dengan AI generatif untuk membantu proses audit. Deloitte, dalam laporannya, menyebutkan bahwa AI ini bisa menyusun risk matrix, membuat program audit, bahkan membantu menyusun draft laporan hasil audit berdasarkan temuan yang ada.
Tapi seperti teknologi lainnya, semakin canggih alatnya, semakin besar pula tanggung jawab yang menyertainya. Masalah seperti bias dalam data, kesalahan logika model, atau output yang tidak bisa dijelaskan secara transparan, menjadi kekhawatiran yang nyata.
Auditor internal kini dihadapkan pada dua tantangan besar, yaitu mengawasi penggunaan AI dalam organisasi dan memanfaatkan AI secara etis untuk mendukung pekerjaan audit.
Audit AI? Memangnya Bisa?
Ya, bisa dan perlu. Dalam dokumen bersama IIA dan Wolters Kluwer, dijelaskan bahwa AI bisa dilihat dalam dua sisi, yaitu sebagai objek yang diaudit dan sebagai alat bantu untuk melakukan audit.
Sebagai objek audit, kita harus memeriksa:
- Apakah penggunaan AI punya aturan main yang jelas?
- Apakah data yang digunakan berkualitas dan bebas bias?
- Apakah keputusan yang dibuat oleh AI bisa dijelaskan dan dipertanggungjawabkan?
Sebagai alat bantu audit, kita bisa mulai memanfaatkan AI untuk:
- Membantu analisis data dalam jumlah besar
- Menyusun draft laporan audit
- Mengidentifikasi pola yang mungkin luput dari mata manusia
Tapi tentu, AI tidak boleh dibiarkan jalan sendiri. Perlu kontrol. Perlu penilaian. Perlu… auditor internal.
Kembali ke Peran Inti Auditor Internal
Peran kita sebagai auditor internal bukan hanya memeriksa angka, tapi menjaga agar proses dan keputusan organisasi tetap bisa dipertanggungjawabkan. AI, secerdas apapun, tetaplah alat. Dan alat ini tetap membutuhkan tangan manusia yang berhati-hati dan berpikiran kritis untuk mengarahkan.
Maka ke depan, auditor internal perlu membekali diri dengan kompetensi baru:
- Literasi data dan teknologi
- Pemahaman tentang cara kerja model AI
- Keterampilan berpikir kritis dan skeptis terhadap hasil dari AI
Di sinilah peluang sekaligus tantangannya. Jika kita mampu memahami AI dan menempatkannya dengan bijak, fungsi audit internal bisa menjadi bagian penting dari transformasi digital organisasi, bukan sekadar penonton dari pinggir lapangan.
Salam sukses bermanfaat…
Referensi:
- David Salierno, “The Big Idea: Agentic AI”, Internal Auditor Magazine, Juni 2025.
- Deloitte, “Exploring the risks and rewards of GenAI advancements”, 2023.
- IIA & Wolters Kluwer, “Harnessing Generative AI for Internal Audit Activities”, 2024.
*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI. Untuk informasi lebih detail, silakan membaca artikelnya.