Global IA Standar: Standar 4.3 Skeptisisme Profesional

Tulisan ini membahas Standar 4.3 Skeptisisme Profesional, Prinsip 4 Menerapkan Kecermatan Profesional, Domain II Etik dan Profesionalisme. Sebagaimana dalam Global Internal Audit Standar (GIAS) yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) pada tahun 2024.

Skeptisisme profesional merupakan sikap kritis dan rasa ingin tahu yang harus dimiliki oleh setiap auditor internal dalam menjalankan tugasnya. Standar 4.3 Skeptisisme Profesional menegaskan bahwa auditor internal tidak boleh menerima informasi begitu saja tanpa penilaian kritis, melainkan harus selalu mempertanyakan dan memvalidasi keandalan setiap informasi yang diperoleh. Dengan menerapkan skeptisisme profesional, auditor internal dapat meningkatkan kualitas penilaian, mengurangi risiko kesalahan, serta mendeteksi potensi fraud atau ketidaksesuaian yang mungkin terjadi dalam organisasi.

Photo by Gemini

Persyaratan

Auditor internal harus menerapkan skeptisisme profesional ketika merencanakan dan melaksanakan jasa audit internal, dengan cara:

  • Menjaga sikap rasa ingin tahu.
  • Menilai secara kritis keandalan informasi.
  • Bersikap lugas dan jujur ketika menyampaikan kekhawatiran dan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak konsisten.
  • Mencari bukti tambahan untuk membuat penilaian tentang informasi dan pernyataan yang mungkin tidak lengkap, tidak konsisten, salah, atau menyesatkan.

Pertimbangan Penerapan

Dalam menerapkan skeptisisme profesional, auditor internal sebaiknya:

  • Membuat penilaian objektif berdasarkan fakta, informasi, dan logika, bukan hanya berdasarkan kepercayaan atau keyakinan.
  • Selalu mempertanyakan atau meragukan keabsahan dan kebenaran klaim, pernyataan, dan informasi lainnya.
  • Mencari bukti untuk mendukung dan memvalidasi pernyataan yang dibuat oleh manajemen, bukan sekadar mempercayai informasi yang disajikan tanpa pertanyaan.
  • Menerapkan rasa ingin tahu dan kemauan untuk mengeksplorasi lebih jauh dari topik tertentu.
  • Menilai apakah informasi yang dikumpulkan relevan, dapat diandalkan, dan memadai.
  • Melakukan analisis tambahan jika menemukan informasi yang tidak lengkap, tidak konsisten, salah, atau menyesatkan.
  • Hasil penugasan harus divalidasi melalui reviu dan persetujuan kertas kerja oleh Chief Audit Executive (CAE) atau supervisor penugasan yang ditunjuk.
  • CAE perlu mendukung pengembangan kompetensi auditor internal melalui pelatihan, lokakarya, dan program pembelajaran yang berfokus pada penerapan skeptisisme profesional.
  • Pelatihan dan bimbingan sebaiknya mencakup topik mengenai penghindaran bias, peningkatan kemampuan berpikir kritis, serta pengenalan terhadap indikator informasi yang menyesatkan.

Contoh Bukti Kesesuaian

Beberapa bukti yang menunjukkan penerapan skeptisisme profesional antara lain:

  • Catatan pelatihan dan daftar peserta yang mengikuti pelatihan tentang skeptisisme profesional atau evaluasi informasi.
  • Kertas kerja audit yang menjelaskan pendekatan auditor dalam mengevaluasi dan memvalidasi informasi yang dikumpulkan.
  • Dokumentasi bahwa informasi yang salah atau menyesatkan telah diidentifikasi dan ditangani sebagai temuan penugasan.
  • Reviu dan tanda tangan supervisor pada kertas kerja atau komunikasi penugasan sebagai bukti adanya validasi tambahan atas hasil kerja auditor.

Penutup

Skeptisisme profesional bukanlah bentuk ketidakpercayaan, melainkan sikap kewaspadaan dan kehati-hatian yang mendasari seluruh proses audit internal. Dengan menerapkan skeptisisme profesional secara konsisten, auditor internal dapat memberikan penilaian yang objektif dan kredibel, mengidentifikasi risiko yang tersembunyi, serta menjaga integritas proses audit.

Salam sukses bermanfaat…

*) Referensi: GIAS IIA

*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top