Banyak orang bekerja keras setiap hari, tapi tetap merasa kosong. Bukan karena mereka malas, tapi karena mereka tidak tahu untuk apa semua itu dilakukan. Tanpa arah yang jelas, kita seperti mendayung di laut lepas tanpa tahu pelabuhan tujuan.
Dalam buku Personal Power, Dr. Ibrahim Elfiky menyebut tujuan hidup sebagai kekuatan kedua yang menentukan apakah hidup kita akan berarti atau hanya jadi rutinitas tanpa jiwa. Tanpa tujuan, kita bisa jadi sibuk luar biasa, tapi tetap merasa hampa di dalam.

Apa Itu Tujuan Hidup?
Tujuan hidup bukan hanya soal “mau jadi apa nanti.” Ia lebih dalam daripada sekadar profesi atau target finansial. Tujuan adalah alasan yang membuat setiap usaha terasa layak, dan setiap kegagalan tetap memberi pelajaran.
Misalnya, seseorang yang menjadikan “membantu orang lain tumbuh” sebagai tujuan hidup akan menemukan makna di banyak peran, seperti sebagai guru, penulis, mentor, atau bahkan teman yang bisa mendengarkan. Artinya, tujuan bukan bentuk tetap, tapi arah yang konsisten di berbagai musim hidup.
Mengapa Tujuan Itu Penting?
Tujuan memberi hidup kita makna dan arah. Saat kita tahu apa yang sedang kita perjuangkan, kita tidak mudah teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting. Kita jadi lebih mampu menolak distraksi, lebih fokus pada keputusan besar, dan lebih tahan terhadap tekanan.
Bayangkan orang yang pergi ke gym tanpa tahu apa tujuannya, ia akan cepat bosan. Tapi kalau seseorang ingin punya tubuh sehat agar bisa mendampingi anak-anaknya tumbuh, maka rasa lelah pun bisa terasa menyenangkan. Itulah kekuatan tujuan, ia memberi alasan yang lebih besar dari rasa lelah.
Selain itu, tujuan juga menyatukan pikiran, emosi, dan tindakan kita. Ia jadi semacam “kompas internal” yang bisa membantu kita tetap pada jalur saat situasi hidup mulai tidak jelas arahnya.
Cara Menemukan Tujuan Hidupmu
Menemukan tujuan bukan hal yang instan. Ia butuh refleksi, keberanian untuk jujur pada diri sendiri, dan kesediaan untuk terus mengevaluasi arah.
Berikut beberapa langkah awal:
1. Kenali nilai-nilai hidupmu. Tanyakan, “Apa yang paling penting bagiku?” Misalnya: keluarga, pertumbuhan, kontribusi, kebebasan, atau kebahagiaan.
2. Amati pengalaman emosionalmu. Saat kapan kamu merasa paling hidup? Apa kesamaan dari momen-momen itu?
3. Tulis draft tujuan hidupmu. Mulai dari kalimat sederhana: “Saya ingin hidup untuk…” atau “Saya merasa hidup saya bermakna ketika…”
4. Bayangkan akhir hidupmu. Jika kamu melihat kembali ke hidupmu di usia tua, apa yang ingin kamu banggakan?
Jangan terburu-buru. Tujuan tidak selalu muncul dalam sekejap, tapi bisa tumbuh seiring perjalanan. Yang penting adalah terus cari, terus dengarkan diri sendiri.
Penutup
Saat kita hidup tanpa tujuan, kita seperti berlari di treadmill, capek, tapi tidak ke mana-mana. Tapi ketika kita menemukan tujuan, hidup menjadi perjalanan penuh makna. Rasa lelah jadi pengingat bahwa kita sedang menuju sesuatu yang penting. Dan setiap langkah, sekecil apa pun, jadi terasa berarti.
Salam sukses bermanfaat…
*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI