Tulisan ini membahas Standar 2.2 Menjaga Objektivitas, Prinsip 2 Mempertahankan Objektivitas, Domain II Etik dan Profesionalisme. Sebagaimana dalam Global Internal Audit Standar (GIAS) yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) pada tahun 2024.
Objektivitas merupakan fondasi utama dalam profesi audit internal. Untuk menjaga kredibilitas dan keandalan hasil audit, auditor internal harus mampu mengenali dan menghindari setiap kondisi yang dapat mengganggu atau menimbulkan persepsi pelemahan terhadap objektivitas. Standar 2.2 menekankan pentingnya upaya proaktif dalam mengidentifikasi, menghindari, dan memitigasi pelemahan aktual, potensial, maupun yang hanya tampak secara persepsi (in fact or appearance). Menjaga objektivitas berarti melindungi integritas proses audit internal dari pengaruh yang dapat memengaruhi penilaian profesional auditor.

Persyaratan
Berdasarkan Standar 2.2, auditor internal wajib:
- Mengenali dan menghindari atau memitigasi pelemahan aktual, potensial, maupun persepsi terhadap objektivitas.
- Tidak menerima hadiah, imbalan, atau bantuan dalam bentuk apa pun yang dapat mengganggu atau dianggap mengganggu objektivitas.
- Menghindari konflik kepentingan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi, tekanan manajemen, atau lingkungan politik.
- Tidak menilai aktivitas yang sebelumnya menjadi tanggung jawabnya sendiri dalam 12 bulan terakhir.
- Jika memberikan jasa asurans setelah sebelumnya memberikan jasa advisori, Chief Audit Executive (CAE) harus memastikan bahwa jasa advisori tersebut tidak mengganggu objektivitas dan menugaskan sumber daya yang tepat.
- Jika auditor akan memberikan jasa advisori atas aktivitas yang sebelumnya menjadi tanggung jawabnya, potensi pelemahan objektivitas harus diungkapkan sebelum penugasan diterima.
- CAE wajib menetapkan metodologi untuk mengatasi pelemahan terhadap objektivitas dan memastikan tindakan yang tepat dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Pertimbangan Penerapan
Dalam penerapan standar ini, auditor internal perlu memahami bahwa pelemahan terhadap objektivitas dapat terjadi baik secara nyata maupun hanya dari persepsi pihak lain.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
- Objektivitas dianggap terganggu jika situasi, aktivitas, atau hubungan tertentu dapat memengaruhi pertimbangan dan keputusan auditor sehingga hasil audit menjadi tidak netral.
- Pelemahan dapat bersifat in fact (terjadi secara nyata) maupun in appearance (hanya tampak oleh pihak lain), dan keduanya sama-sama harus dihindari.
- Konflik kepentingan adalah kondisi ketika auditor memiliki kepentingan pribadi atau profesional yang dapat memengaruhi pelaksanaan tugas secara tidak memihak.
- Contoh konflik kepentingan meliputi:
- Menentang atau bersaing dengan kepentingan organisasi.
- Memiliki keuntungan finansial atau pribadi yang tidak semestinya.
- Bertindak hanya untuk melindungi diri dari kerugian pribadi.
- Bersikap pilih kasih atau nepotis terhadap individu tertentu.
- Fungsi audit internal perlu memiliki metodologi yang menjelaskan ekspektasi dan prosedur terkait:
- Penerimaan hadiah, imbalan, atau bantuan.
- Identifikasi dan pelaporan situasi yang dapat mengganggu objektivitas.
- Langkah mitigasi ketika pelemahan terjadi.
- Kebijakan audit internal sebaiknya lebih ketat dibandingkan kebijakan organisasi umum dalam hal penerimaan hadiah atau gratifikasi.
- CAE harus mempertimbangkan desain evaluasi kinerja dan sistem remunerasi agar tidak menimbulkan potensi gangguan terhadap objektivitas. Contoh pengaturan remunerasi yang dapat mengganggu objektivitas meliputi:
- Mengandalkan evaluasi kinerja dan remunerasi terutama pada survei atau masukan dari manajemen yang aktivitasnya sedang diaudit.
- Mengukur kinerja berdasarkan jumlah temuan audit atau hasil finansial dari area yang diaudit.
- Mengizinkan manajemen memberi kompensasi tidak langsung, seperti hadiah atau gratifikasi.
- Pengaturan staf dan supervisi penugasan perlu memastikan auditor yang terlibat tidak memiliki tanggung jawab sebelumnya atas aktivitas yang diaudit.
- Dalam perencanaan penugasan, CAE atau supervisor sebaiknya mendiskusikan potensi pelemahan dengan auditor yang ditugaskan dan mengambil tindakan pencegahan.
- Reviu berlapis dan pengawasan selama penugasan berfungsi untuk mendeteksi potensi bias serta memastikan objektivitas hasil audit tetap terjaga.
- Jika pelemahan tidak dapat dihindari, auditor wajib mengungkapkan hal tersebut dan mengambil tindakan mitigasi sesuai prosedur yang dijelaskan dalam Standar 2.3 Mengungkapkan Pelemahan terhadap Objektivitas.
Contoh Bukti Kesesuaian
Beberapa bukti yang dapat menunjukkan kesesuaian terhadap Standar 2.2 antara lain:
- Kebijakan dan prosedur tertulis untuk mengidentifikasi dan menangani potensi pelemahan objektivitas.
- Bukti keikutsertaan auditor internal dalam pelatihan mengenai objektivitas dan etika profesional.
- Pernyataan tertulis dari auditor internal mengenai tidak adanya pelemahan atau adanya pengungkapan potensi pelemahan.
- Hasil survei atau umpan balik dari pemangku kepentingan mengenai persepsi objektivitas auditor internal.
- Catatan hasil reviu atau supervisi yang menunjukkan proses pengendalian terhadap objektivitas selama penugasan.
- Rencana remunerasi dan kebijakan insentif yang menghindari potensi benturan kepentingan.
- Risalah rapat dewan yang membahas pelemahan objektivitas dan langkah mitigasinya.
- Rencana audit alternatif apabila terjadi pelemahan objektivitas yang tidak dapat dihindari.
- Hasil asesmen kualitas eksternal yang dilakukan oleh pihak independen.
Penutup
Menjaga objektivitas merupakan tanggung jawab bersama seluruh anggota fungsi audit internal. Auditor harus waspada terhadap setiap bentuk pengaruh yang dapat mengaburkan penilaian profesional, baik yang nyata maupun yang hanya bersifat persepsi. Melalui penerapan kebijakan yang jelas, pelatihan berkelanjutan, dan budaya organisasi yang menjunjung tinggi integritas, fungsi audit internal dapat memastikan bahwa hasil audit tetap kredibel, adil, dan dipercaya oleh seluruh pemangku kepentingan.
Salam sukses bermanfaat…
*) Referensi: GIAS IIA
*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI

