Kita bisa punya rencana besar, kemampuan hebat, bahkan dukungan dari banyak orang, tapi tetap sulit bergerak kalau batin terasa berat. Di sisi lain, seseorang yang punya semangat dari dalam bisa menghadapi hari-hari sulit dengan kepala tegak dan hati lapang.
Itulah bedanya saat hidup dijalani dengan energi positif. Bukan semata soal suasana hati yang baik, tapi tentang kualitas mental dan emosional yang stabil, hangat, dan menguatkan. Dr. Ibrahim Elfiky, dalam bukunya Personal Power, menyebut energi positif sebagai kekuatan kelima yang akan mempengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan berhubungan dengan dunia.

Apa Sebenarnya Energi Positif Itu?
Energi positif adalah getaran batin yang memancarkan harapan, ketenangan, dan semangat. Ini bukan sesuatu yang bisa dilihat langsung, tapi bisa dirasakan.
Energi positif bukan tentang menutupi masalah dengan senyuman palsu, melainkan kemampuan untuk tetap jernih dan tangguh, bahkan saat sedang berada di titik rendah. Ia adalah hasil dari pikiran sehat, emosi yang terkelola, dan niat baik yang terus dijaga.
Kenapa Energi Positif Begitu Penting?
Karena energi kita menentukan tindakan kita, dan tindakan kita menentukan hasil hidup kita. Saat energimu rendah, kamu cenderung:
- Mudah tersinggung
- Susah fokus
- Pesimis terhadap masa depan
- Menarik orang-orang yang sama-sama negatif
Sebaliknya, ketika kamu penuh energi positif:
- Kamu lebih sabar menghadapi masalah
- Kamu bisa memotivasi diri dan orang lain
- Kamu punya ketahanan mental
- Kamu terbuka terhadap peluang dan pertumbuhan
Dr. Elfiky meyakini bahwa energi positif menarik situasi, orang, dan peluang positif ke dalam hidup kita. Ini bukan mistis, tapi soal pola pikir dan frekuensi emosi yang kamu pancarkan setiap hari.
Sumber Energi Positif dalam Hidup Sehari-hari
Energi positif bukan sesuatu yang “datang dari langit”. Ia bisa dibangun dan dipelihara melalui hal-hal sederhana, seperti:
1. Pikiran yang terjaga
Perhatikan isi pikiranmu sepanjang hari. Apakah kamu sering mengeluh dalam hati? Atau menyalahkan diri sendiri? Latih untuk mengganti pikiran negatif dengan pertanyaan yang membangun: “Apa hikmahnya?” atau “Apa langkah kecil yang bisa aku ambil?”
2. Lingkungan yang mendukung
Energi itu menular. Dekatkan diri pada orang-orang yang membuatmu merasa ‘naik level’. Hindari terlalu sering menghabiskan waktu dengan orang yang hanya menyebar keluhan.
3. Tubuh yang bergerak, hati yang bersyukur
Jalan kaki di pagi hari, minum air putih cukup, dan tidur yang berkualitas bukan hal remeh. Semuanya mendukung energi positif secara langsung. Ditambah dengan kebiasaan bersyukur, kamu akan merasa lebih ringan dan penuh.
4. Berbuat baik tanpa alasan besar
Menyapa, mendoakan orang lain diam-diam, memberi bantuan kecil, semua itu memperkuat rasa koneksi dan kepedulian. Energi positif tumbuh subur dalam kebaikan yang dilakukan tanpa pamrih.
5. Menjaga fokus pada yang bisa dikendalikan
Banyak energi negatif muncul karena kita sibuk mengkhawatirkan hal-hal di luar kendali. Energi positif tumbuh saat kita berkata, “Aku tidak bisa mengubah itu, tapi aku bisa mengubah responku.” Seperti yang ditulis Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya, “Kamu tidak bisa mengontrol semua yang terjadi padamu, tapi kamu bisa memilih energi apa yang kamu bawa ke dalamnya.”
Penutup
Energi positif bukan soal suasana hati sementara. Ia adalah pilihan sadar setiap hari. Pilihan untuk tetap berpikir jernih, bersikap baik, dan bertindak bijak, meskipun keadaan tidak selalu ideal. Dan ketika kamu memilih energi positif, kamu sedang memberi dirimu sendiri ruang untuk berkembang, sekaligus menginspirasi orang-orang di sekitarmu.
Salam sukses bermanfaat…
*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI