Sering Mengalami Diet Yoyo? Bisa Jadi Ini Alasan di Baliknya

Pernah nggak, kamu berhasil menurunkan berat badan lewat diet, tapi beberapa minggu atau bulan kemudian, beratnya naik lagi? Bahkan bisa lebih tinggi dari berat sebelumnya. Lalu kamu pun coba diet lagi… dan pola itu terus berulang.

Itulah yang sering disebut diet yoyo. Nggak cuma bikin frustrasi, tapi juga bisa bikin capek hati dan pikiran. Tapi kenapa sih hal ini bisa terus kejadian, bahkan ke orang yang niatnya udah 100%?

Photo by Ketut Subiyanto

Bisa jadi masalahnya bukan di tekad kamu yang kurang kuat. Justru ini bisa terjadi karena kamu terlalu mengandalkan tekad doang. Dalam buku The Willpower Instinct karya Kelly McGonigal, dijelasin bahwa kekuatan tekad itu kayak otot, bisa capek, bisa habis, dan perlu dilatih pelan-pelan. Nah, di sinilah sering terjadi kesalahan saat kita menjalani diet.

Mari kita bahas lebih dalam…

Diet Yoyo: Ketika Niat Saja Tidak Cukup

Diet yoyo adalah siklus yang umum terjadi pada orang yang ingin menurunkan berat badan dan mencapai berat ideal. Siklusnya begini:

  • Kita menjalani diet,
  • Berat badan turun,
  • Kita mulai “longgar”,
  • Kembali ke kebiasaan lama,
  • Berat badan naik lagi,
  • Lalu mulai diet lagi.

Banyak orang mengira mereka gagal karena kurang niat atau nggak cukup kuat. Padahal, ada beberapa mekanisme di balik pola ini yang patut kita waspadai.

Kenapa Diet Yoyo Sering Terjadi?

1. Kekuatan Tekad Itu Terbatas

Kita sering menganggap kekuatan tekad sebagai sesuatu yang “selalu ada” selama kita cukup niat. Tapi menurut McGonigal, kekuatan tekad itu seperti baterai, makin sering dipakai, makin cepat habis.

Misalnya, sepanjang hari kamu menahan diri dari ngemil, lalu malamnya malah kalap makan gorengan. Bukan karena kamu “lemah”, tapi karena energi pengendalian diri kamu sudah terkuras seharian.

Diet yang terlalu ketat menguras kekuatan tekad kita lebih cepat. Dan saat baterai pengendalian diri habis, godaan terasa jauh lebih sulit ditolak.

2. Self-Criticism Adalah Bumerang

Banyak orang merasa bersalah saat gagal diet dan memvonis dirinya tidak punya kontrol diri. Lalu rasa bersalah ini justru membuat mereka stres… dan makan lagi.

Ironis, ya?

Padahal, dalam buku The Willpower Instinct, McGonigal menekankan bahwa self-compassion atau belas kasih pada diri sendiri justru membantu kita lebih cepat bangkit. Memperlakukan diri dengan pengertian, bukannya memvonis, bisa mencegah spiral kegagalan. Karena memberi ruang kepada diri sendiri buat belajar dan bangkit lagi tanpa drama menyalahkan diri.

3. Lisensi Moral itu Musuh dalam Selimut

Pernah berpikir begini:

Sepanjang minggu ini sudah menjaga makan, boleh dong akhir pekan ini makan apa saja yang selama ini dihindari.

Itu namanya lisensi moral, saat kita merasa sudah melakukan hal “baik” dan memberi izin untuk melakukan hal “buruk”. Pola pikir ini diam-diam memperkuat siklus diet yoyo, karena kita sering memberi reward yang justru menghapus hasil dari usaha sebelumnya.

Hadiah kecil berupa pelanggaran ini sering jadi awal dari siklus makan berlebihan lagi. Dan tanpa sadar, kita balik lagi ke kebiasaan lama.

Terus, Gimana Dong Supaya Tidak Terjebak Lagi?

Kalau niat saja nggak cukup, lalu apa yang bisa kita lakukan?

  • Bangun sistem, bukan sekadar semangat

Fokus pada kebiasaan kecil yang berkelanjutan, bukan diet ekstrem. Misalnya, mulai dengan mengurangi gula sedikit demi sedikit atau menambah porsi sayur setiap hari.

  • Latih self-awareness

Kenali perbedaan antara lapar fisik dan lapar emosional. Kadang kita makan bukan karena butuh energi, tapi karena stres, bosan, atau cemas.

  • Gunakan self-compassion

Kalau lagi “khilaf” makan berlebihan, jangan langsung menyalahkan diri sendiri. Tanyakan dengan jujur: “Apa yang bisa aku pelajari dari kejadian ini? Sadari, terima, dan lanjutkan lagi kebiasaan baiknya. Berbelas kasihlah pada diri sendiri.

  • Sadari jebakan lisensi moral

Mulai sadari pola pikir semacam ini, “Aku sudah olahraga, jadi boleh dong makan junk food.” Ganti dengan mindset yang lebih baik, misal “Aku sudah olahraga teratur, yuk terusin dengan menjaga makan!”

Penutup

Kalau kamu pernah gagal dalam diet, itu bukan berarti kamu nggak punya kekuatan tekad. Bisa jadi kamu cuma terlalu memaksakan diri dengan strategi yang tidak tepat.

Kekuatan tekad memang penting, tapi bukanlah satu-satunya kunci. Dengan kebiasaan kecil yang konsisten, lebih sadar sama pola pikir sendiri, dan belas kasih terhadap diri sendiri, kamu bisa keluar dari siklus diet yoyo, tanpa harus jadi orang yang selalu kuat.

Salam sukses bermanfaat…

*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top