Reframing: Cara Cerdas Mengubah Sakit Hati Jadi Peluang

Siapa sih yang enggak pernah sakit hati? Di zaman serba digital gini, perasaan tersakiti kayaknya jadi makanan sehari-hari. Mulai dari komen pedas di media sosial, hubungan yang kandas, sampai kritikan di tempat kerja. Tapi tenang aja, ada kok cara ampuh untuk mengatasi masalah hati yang lagi retak-retak ini dan mengubahnya menjadi peluang. Salah satunya adalah dengan teknik Reframing dari Neuro-Linguistic Programming (NLP).

Apa Itu Reframing?

Dalam NLP, reframing adalah cara untuk melihat suatu situasi dari sudut pandang yang berbeda. Dengan reframing, makna suatu kejadian bisa berubah, sehingga emosi negatif yang kita rasakan ikut terkikis. Intinya, kita belajar memaknai sesuatu dengan lebih positif atau setidaknya lebih netral.

Bayangin aja, kamu lagi ngeliat gelas yang setengah kosong. Ada yang bilang itu gelasnya kurang air, tapi ada juga yang bilang gelasnya masih ada setengah isinya. Nah, Reframing itu kayak gitu. Intinya, kita mengubah cara pandang kita terhadap suatu situasi. Daripada fokus ke sisi negatifnya, kita coba cari sisi positifnya.

Contoh Kasus 1: Komen Negatif di Media Sosial

Misalnya nih, kamu baru aja posting foto di Instagram. Tiba-tiba ada yang komen “Jelek banget sih fotonya!” Waduh, pasti rasanya sakit banget kan? Tapi, dengan teknik Reframing, kamu bisa mengubah persepsi kamu. Misalnya, “Ah, mungkin dia lagi enggak mood aja. Lagian, enggak semua orang punya selera yang sama.” Atau, “Wah, berarti aku harus coba eksplorasi gaya foto yang lain nih.”

Contoh Kasus 2: Kritik di Tempat Kerja

Misalnya saya yang seorang auditor internal baru saja menyelesaikan laporan hasil audit. Kemudian, rekan kerja saya memberi komentar, “Laporannya sih bagus, tapi kok masih ada saja typo?” Seketika perasaan saya berubah. Dari yang tadinya senang telah menyelesaikan laporan menjadi gimana gitu. Namun, sebelum hati saya benar-benar remuk, saya bisa mencoba teknik reframing. Misalnya, “Mungkin dia melihat potensi saya dan ingin hasil kerja saya semakin sempurna. Typo itu kecil tapi penting. Ini peluang buat saya lebih teliti ke depannya.”

Langkah-Langkah Reframing

  1. Kenali Perasaan Negatif Anda, coba kenali dulu perasaan negatif apa yang kamu rasain. Sedih, marah, atau kecewa?
  2. Pikirkan Makna Lainnya, coba pikirkan, apakah komentar itu dimaksudkan untuk menjatuhkan Anda, atau mungkin dia hanya ingin membantu Anda menjadi lebih baik?
  3. Ubah Sudut Pandang, alih-alih fokus pada kritiknya, fokuslah pada niat baik di baliknya.
  4. Berikan Makna Positif, setelah melihat dari sudut pandang baru, katakan pada diri sendiri mengenai makna positif dari situasi tersebut. Misalnya, “Dia benar, typo itu kecil tapi penting. Ini peluang buat saya lebih teliti ke depannya.”

Manfaat Reframing

Dengan reframing, Anda melatih otak untuk merespons hal-hal negatif secara lebih bijak. Selain mengurangi risiko sakit hati, teknik ini juga membuat Anda memiliki peluang untuk lebih bahagia, mengurangi stress, dan lebih baik lagi.

Teknik Reframing ini memang sederhana, tapi sangat efektif untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk komentar, kritik, dan drama. Kuncinya adalah konsisten berlatih dan terus mencari sisi positif dalam setiap situasi. Jadi, jangan biarkan komentar negatif atau pengalaman buruk merusak harimu.

Salam sukses bermanfaat…

*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI
*) Photo by Anna Shvets

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top