Membangun Rapport dengan NLP Saat Wawancara Audit Internal

Wawancara audit internal sering kali menjelma menjadi momen yang canggung antara auditor dengan pihak yang diaudit. Terkadang kita sebagai auditor tidak yakin bagaimana cara melakukannya dengan baik dan pihak yang diwawancara tak jarang merasa diinterogasi.

Di sinilah teknik rapport dalam NLP (Neuro-Linguistic Programming) bisa menjadi alat penolong. Teknik ini dapat membantu menciptakan hubungan yang harmonis dan memudahkan komunikasi antara auditor internal dengan pihak yang diwawancara. Sehingga, proses wawancara berjalan lebih lancar dan minim ketegangan.

Apa itu Rapport dalam NLP?

Dalam NLP, rapport adalah teknik membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain, agar komunikasi dapat berjalan dengan lebih mudah dan efektif. Ini sangat berguna dalam situasi wawancara audit internal, di mana kita perlu menggali informasi dari pihak yang diaudit yang mungkin sedikit ragu-ragu atau merasa tertekan.

Rapport dianggap sebagai dasar penting untuk memfasilitasi interaksi yang lancar, karena ketika orang merasa nyaman dan dipahami, mereka lebih terbuka dan kooperatif. Rapport dicapai dengan menyelaraskan perilaku, bahasa tubuh, dan pola bicara seseorang dengan lawan bicara, sehingga tercipta rasa koneksi yang alami.

Strategi Membangun Rapport saat Wawancara Audit Internal

Strategi umum dalam membangun rapport meliputi pacing and leading, yaitu teknik di mana kita menyelaraskan diri dengan lawan bicara terlebih dahulu (pacing), lalu perlahan mengarahkan interaksi (leading) untuk mempengaruhi dinamika percakapan. Pacing dilakukan dengan mirroring dan matching, yaitu menyesuaikan bahasa tubuh (seperti postur atau gerakan tangan), intonasi suara, dan kecepatan bicara dengan lawan bicara. Ketika rapport berhasil dibangun, komunikasi menjadi lebih efektif, dan tujuan wawancara audit dapat tercapai dengan baik.

Bagaimana Melakukannya?

Perhatikan dengan seksama bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gaya bicara pihak yang sedang diwawancara. Secara bertahap, sesuaikan diri dengan gaya komunikasi mereka. Fokus pada penyelarasan yang halus dan tidak berlebihan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keselarasan tanpa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman.

Setelah membangun rapport yang kuat, kita bisa mulai untuk mengarahkan percakapan. Mulai masuk pada pertanyaan-pertanyaan audit untuk menggali informasi terkait penugasan audit yang dilaksanakan.

Penutup

Pada akhirnya, membangun rapport bukanlah soal manipulasi, melainkan cara untuk menciptakan suasana di mana pihak yang diaudit merasa nyaman berbicara dengan kita, auditor internal. Dengan menguasai bagaimana membangun rapport dengan NLP, auditor internal bisa mengubah wawancara yang awalnya kadang terasa seperti interogasi menjadi percakapan yang cair dan produktif.

Salam sukses bermanfaat…

*) Dielaborasi dengan bantuan GenAI
*) Photo by Edmond Dantès from Pexels

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top